DESA DUKUHMAJA MELESTARIKAN BUDAYA MELALUI PELAKSANAAN HAJAT BUMI
8180
Dukuhmaja, 06 September 2024. Desa Dukuhmaja melestarikan budaya lokal melalui pelaksanaan Hajat Bumi, sebuah tradisi yang rutin dilaksanakan untuk mendoakan leluhur Dukuhmaja serta pelaksanaan hajat bumi merupakan bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas hasil bumi yang mereka peroleh. Hajat Bumi tahun ini melibatkan berbagai kegiatan adat, seperti upacara ritual, selamatan, doa bersama, hingga pertunjukan seni tradisional.
Tradisi ini juga menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga, di mana masyarakat berkumpul dan berpartisipasi dalam acara tersebut. Dalam konteks pelestarian budaya, Hajat Bumi turut menjaga nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman dan kemajuan tekhnolgoi, sekaligus mengajarkan generasi muda untuk mengenal dan menghargai warisan leluhur.
Pada pelaksanaan hajat bumi tahun ini turut hadir Pj. Bupati Kabupaten Kuningan, Bapak Dr. Drs. H. Iip Hidayat, M.Pd. Acara ini menjadi momen penting dalam menjaga tradisi leluhur, sekaligus menjadi wujud syukur masyarakat atas hasil bumi yang diperoleh. Kehadiran para pemimpin daerah menunjukkan dukungan terhadap pelestarian budaya lokal serta penguatan kebersamaan di tengah masyarakat.
Dalam pelaksanaan Hajat Bumi di Desa Dukuhmaja, terdapat tradisi Kirab atau Gunungan yang berisi hasil bumi dari 5 Dusun yang ada di Desa Dukuhmaja. Gunungan ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas limpahan rezeki dari alam, sekaligus menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya agraris yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat dari berbagai dusun berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, yang juga memperkuat ikatan sosial antarwarga.
Rangkaian Acara Hajat Bumi di Desa Dukuhmaja ditutup dengan Ziarah ke Makam Suramanggala dan Petilasan Ratu Buyut Galuh Pakuan dilanjutkan mendoakan Buyut Dukuhmaja, tokoh leluhur desa, serta diiringi pembacaan sejarah Pelaksanaan Nyuguh di Desa Dukuhmaja dan pembacaan Wangsit Siliwangi. Rangkaian ini tidak hanya memperkuat nilai spiritual dan sejarah lokal, tetapi juga menegaskan pentingnya penghormatan terhadap leluhur dan tradisi yang diwariskan. Melalui kegiatan ini, masyarakat diingatkan akan akar budaya mereka yang terus dijaga dan dilestarikan.